Media sosial dan kesehatan jiwa

Scroll, Like, Repeat: Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Jiwa?

Home » Blog » Artikel Ilmiah Populer » Scroll, Like, Repeat: Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Jiwa?

April 22, 2025

Di masyarakat saat ini, pengaruh media sosial terhadap kesehatan jiwa menjadi pertanyaan yang sering diajukan khsusnya oleh orang tua yang anaknya saat ini menginjak usia remaja. Kekhawatiran tersebut muncul karena pada era ini perkembangan internet sangatlah pesat. Sebelum munculnya internet, media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar merupakan saluran komunikasi yang paling efektif ​1​. Namun, sejak kehadiran internet, pola penggunaan media berubah secara drastis. Internet berkembang pesat menjadi salah satu sarana komunikasi global yang sangat kuat dan luas jangkauannya ​2​.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa akses dan penggunaan internet terus meningkat. Statistik mencatat bahwa pada tahun 2017, sekitar 3,6 miliar orang telah menggunakan internet ​3​, dan saat ini jumlah pengguna internet di seluruh dunia telah melebihi 4,5 miliar orang. Data dari Population and Economics menunjukkan bahwa 47% populasi di Indonesa sudah menggunakan internet dalam kehidupan sehari-harinya ​4​. Angka tersebut semakin meningkat pada provinsi-provinsi besar di indonesia dengan presentase mencapai 73% untuk Provinsi DKI Jakarta ​4​.

Apa Itu Sosial Media dan Kesehatan Jiwa?

Seiring dengan pesatnya perkembangan internet, media sosial juga telah menjadi salah satu faktor penting dalam perubahan sosial. Istilah media sosial digunakan untuk merujuk pada sekumpulan situs dan alat yang lahir dan berkembang dalam ruang yang diciptakan oleh media modern seperti jaringan komunikasi, internet, dan ponsel. Media sosial dapat diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok, yaitu jejaring sosial, blog, wiki, podcast, forum, komunitas konten, dan mikroblog. Di antara semuanya, jejaring sosial merupakan jenis media sosial yang paling menonjol dan banyak digunakan ​5​.

Kesehatan mental adalah kondisi dinamis dari keseimbangan batin yang memungkinkan seseorang menggunakan kemampuannya secara selaras dengan nilai-nilai universal dalam masyarakat ​6​. Kesehatan mental mencakup keterampilan kognitif dan sosial dasar, kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri sendiri, serta kemampuan untuk berempati terhadap orang lain ​6​. Selain itu, fleksibilitas dalam menghadapi peristiwa hidup yang sulit, kemampuan menjalankan peran sosial, serta hubungan yang harmonis antara tubuh dan pikiran juga merupakan komponen penting dari kesehatan mental ​6​.

Sebagian orang percaya bahwa jejaring sosial dapat meningkatkan kesehatan jiwa mereka. Dari sudut pandang para peneliti dan tenaga kesehatan, media sosial juga memiliki dampak positif dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong perubahan perilaku serta memperkuat kebiasaan hidup sehat ​7​. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat mengurangi rasa kesepian, meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan hidup ​7,8​, menyebarkan kebahagiaan, serta meningkatkan mood sosial dan mendukung kesehatan jiwa ​9​.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa media sosial memiliki dampak yang buruk pada kesehatan jiwa. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan media sosial dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa seperti depresi dan kecemasan​7,8,10​. Tidak hanya itu, penggunaan sosial media juga dilaporkan dapat menurunkan rasa kebahagiaan dan rasa kepuasan diri​11​.

Oleh karena itu, mari kita kupas lebih dalam mengenai pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan jiwa. Berikut adalah pengaruh media sosial terhadap kesehatan jiwa:

Dampak Positif Penggunaan Sosial Media

Mendapatkan informasi kesehatan

Sebanyak 63% anak muda meyakini bahwa media sosial merupakan sumber informasi kesehatan yang baik. Menariknya, hampir setengah dari mereka (46%) mengaku telah mengubah perilaku kesehatannya setelah mengakses konten kesehatan di media sosial. Selain itu, sebanyak 43% responden merasa bahwa konten kesehatan yang mereka temui di media sosial memberikan dampak positif terhadap kesehatan mereka ​12​.

Alat untuk mendapatkan dukungan sosial

Sekitar tujuh dari sepuluh remaja menggunakan media sosial sebagai cara untuk mengendalikan emosi mereka saat menghadapi masa-masa sulit dan penuh tantangan. Salah satu contohnya adalah Twitter, yang dengan 300 juta pengguna, menjadi platform besar untuk mengekspresikan pandangan pribadi. Para peneliti memanfaatkan platform ini sebagai sumber informasi yang berharga untuk menganalisis masalah kesehatan mental dan emosi ​5​.

Mempertahankan hubungan silaturahmi

Media sosial, seperti Facebook, dapat membantu penggunanya membangun dan memperkuat hubungan dengan orang lain secara adaptif. Banyak pengguna Facebook termotivasi untuk menjaga hubungan dan tetap terhubung dengan teman-teman mereka ​5​.

Jika digunakan dengan tepat, media sosial juga berpotensi mengurangi risiko berkembangnya depresi. Media sosial memungkinkan penggunanya untuk mengatasi hambatan jarak dan waktu, sehingga mereka tetap bisa menjalin dan memperkuat koneksi dengan orang lain secara daring, meskipun terpisah secara geografis. Selain itu, media sosial juga memberi ruang bagi individu untuk mengekspresikan diri dan membentuk identitas pribadi mereka ​5​.

Sarana hiburan dan ekspresi diri

Melalui media sosial, orang juga dapat berbagi topik favorit dan menciptakan berbagai konten. Respons positif seperti mendapatkan “like” atau pengikut dapat membentuk daftar identitas yang berkontribusi dalam pembentukan jati diri, terutama pada kalangan muda. Selain itu, media sosial juga menjadi ruang bagi individu untuk mengekspresikan identitas politik mereka ​5​.

Dampak Negatif Penggunaan Sosial Media

Kesepian, depresi dan bunuh diri

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara penggunaan media sosial dan gejala depresi. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dikaitkan dengan meningkatnya gejala depresi, pelecehan daring, gangguan tidur, rendahnya rasa percaya diri, dan citra tubuh yang buruk . Selain itu, penggunaan media sosial juga berhubungan dengan meningkatnya perasaan kesepian ​5​.

Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas di depan layar, termasuk media sosial, diketahui dapat meningkatkan gejala depresi dan risiko terkait bunuh diri ​5​. Bahkan, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk mengakses situs jejaring sosial setiap hari, semakin tinggi pula risikonya—dengan kemungkinan perilaku melukai diri sendiri meningkat hingga 32% ​5​.

Penurunan kepuasan diri

Setiap jam, sekitar 10 juta foto baru diunggah ke Facebook, menunjukkan betapa besar perhatian pengguna terhadap penampilan dan citra tubuh ​5​. Banyak anak muda, terutama remaja, mencari cara untuk memperbaiki penampilan mereka di media sosial, termasuk melalui intervensi elektif, yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental maupun fisik mereka ​5​. Penelitian juga menunjukkan bahwa remaja perempuan yang aktif menggunakan Facebook cenderung lebih khawatir terhadap citra tubuh mereka dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya ​5​.

Cyberbullying

Cyberbullying menjadi masalah yang semakin berkembang, dengan tujuh dari sepuluh anak muda mengaku pernah mengalaminya ​5​. Penggunaan media sosial dalam jangka panjang dapat membuat remaja lebih rentan terhadap perundungan daring dan berbagai bentuk pelecehan lainnya di internet ​5​.

Kualitas tidur yang buruk

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan sangat terkait dengan buruknya kualitas tidur. Kebiasaan menggunakan ponsel, laptop, atau tablet di malam hari sebelum tidur turut memperburuk kondisi ini ​5​. Anak remaja cenderung sering memeriksa perangkat mereka, bahkan di malam hari, yang dapat mengganggu tidur, menurunkan suasana hati, meningkatkan kecemasan, menimbulkan perasaan tidak cukup baik, serta menurunkan kepuasan hidup secara keseluruhan ​5​.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, pengaruh media sosial terhadap kesehatan jiwa memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Media sosial dapat membawa dampak positif sekaligus negatif bagi penggunanya. Di satu sisi, media sosial mampu memperkuat hubungan sosial, mendukung ekspresi diri, dan menjadi sumber informasi yang bermanfaat, terutama dalam bidang kesehatan dan identitas diri. Namun di sisi lain, penggunaan yang berlebihan juga dikaitkan dengan risiko kesehatan mental, seperti gangguan tidur, kecemasan, depresi, hingga perundungan daring. Oleh karena itu, media sosial tidak bisa serta-merta dinilai sepenuhnya baik atau sepenuhnya buruk. Yang terpenting adalah bagaimana kebijakan penggunaan diterapkan, baik oleh pengguna sendiri maupun oleh orang tua atau pendamping bagi pengguna muda. Sehingga, media sosial dapat dimanfaatkan secara bijak, sehat, dan memberi dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

  1. 1.
    Oftade J. “The difference between social media and mass media”. Journal of Social Science. 2012;56.
  2. 2.
    Korp P. Health on the Internet: implications for health promotion. Health Education Research. Published online July 1, 2005:78-86. doi:10.1093/her/cyh043
  3. 3.
    Dosemagen S. How Social Media Is Shaking Up Public Health and Healthcare. HuffPost. 2017. Accessed 2025. https://www.huffpost.com/entry/how-social-media-is-shaki_b_9090102
  4. 4.
    Rajagukguk W, Adolf BH, Medyawanti P. Demographic and Socioeconomic Determinants Affecting Uses of the Internet in Indonesia. POPECON. Published online September 3, 2024:82-96. doi:10.3897/popecon.8.e108914
  5. 5.
    Sadagheyani HE, Tatari F. Investigating the role of social media on mental health. MHSI. Published online October 16, 2020:41-51. doi:10.1108/mhsi-06-2020-0039
  6. 6.
    Galderisi S, Heinz A, Kastrup M, Beezhold J, Sartorius N. Toward a new definition of mental health. World Psychiatry. 2015;14(2):231-233. doi:10.1002/wps.20231
  7. 7.
    Green H, McGinnity Á, Meltzer H, Ford T, Goodman R. Mental Health of Children and Young People in Great Britain. PALGRAVE MACMILLAN; 2005.
  8. 8.
    Lin L yi, Sidani JE, Shensa A, et al. ASSOCIATION BETWEEN SOCIAL MEDIA USE AND DEPRESSION AMONG U.S. YOUNG ADULTS. Depress Anxiety. Published online January 19, 2016:323-331. doi:10.1002/da.22466
  9. 9.
    Scott H. Social media use, fear of missing out and sleep outcomes in adolescence. In: ; 2016.
  10. 10.
    Shensa A, Escobar-Viera CG, Sidani JE, Bowman ND, Marshal MP, Primack BA. Problematic social media use and depressive symptoms among U.S. young adults: A nationally-representative study. Social Science & Medicine. Published online June 2017:150-157. doi:10.1016/j.socscimed.2017.03.061
  11. 11.
    Kross E, Verduyn P, Demiralp E, et al. Facebook Use Predicts Declines in Subjective Well-Being in Young Adults. Sueur C, ed. PLoS ONE. Published online August 14, 2013:e69841. doi:10.1371/journal.pone.0069841
  12. 12.
    Goodyear VA, Armour KM, Wood H. Young people and their engagement with health-related social media: new perspectives. Sport, Education and Society. Published online January 25, 2018:673-688. doi:10.1080/13573322.2017.1423464

Tinggalkan komentar